YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah menargetkan penyelesaian pemusnahan bangkai ternak korban erupsi Gunung Merapi paling lambat dalam waktu dua minggu. Banyaknya jumlah bangkai, medan yang berat, serta aktivitas Merapi yang masih berstatus Awas diakui menjadi kendala besar yang harus dihadapi.
"Kami berusaha menyelesaikan permasalahan ini dalam waktu 10 hari hingga dua minggu ke depan. Namun, tidak semua ternak mati akan dimusnahkan karena di tempat-tempat tertentu bangkai sudah melapuk dan terkubur material vulkanik," kata Kepala Dinas Pertanian Sleman Slamet Riyadi Martoyo, dalam jumpa pers di Yogyakarta, Kamis (25/11/2010).
Kabupaten Sleman merupakan wilayah paling banyak terdapat ternak sapi mati akibat erupsi Merapi, yakni 2.445 ekor. Kebanyakan ternak terkena awan panas bersuhu 600 derajat celcius. Disusul kemudian tiga kabupaten lain di Jawa Tengah, yakni Kabupaten Klaten (357 ekor), Boyolali (66 ekor), dan Magelang (16 ekor).
Sejak Senin (22/11/2010), Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga telah membentuk tim kerja untuk menangani masalah bangkai ternak ini. Untuk mencegah penyebaran penyakit, seluruh bangkai ternak tersebut akan dibakar dan disemprotkan probiotik.
Lebih jauh, Riyadi mengatakan, selama empat hari terakhir pihaknya telah berhasil memusnahkan 221 bangkai sapi, atau kurang dari sepuluh persen total bangkai . Hambatan terbesar adalah medan yang cukup berat di mana banyak bangkai terhalang reruntuhan kandang, pohon, dan material-material vulkanik.
Sumber: Kompas.com
No comments:
Post a Comment