Sunday, December 27, 2009

Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Dalam Organisasi

SYAIFUL AMRI
2KA16
11108900 (GENAP)

Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakan. Motivasi (motivation).dari pengertian itu maka kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya motivasi adalah dorongan yang menggerakan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas atau tindakan tertentu.

Dalam kehidupan, motivasi memiliki peranan yang sangat penting karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung prilaku manusia,supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal ( Hasibuan 2001 :141). Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang maka dapat dipastikan bahwa orang itu tidak akan bergerak sedikitpun dari tempatnya berada.

Begitupun dalam dunia kerja, motivasi memegang peranan penting dalam usaha pencapaian tujuan suatu organisasi,sehebat apapun recana yang telah dibuat oleh manajemen apabila dalam proses aplikasinya dilakukan oleh orang orang (karyawan) yang kurang atau bahkan tidak memiliki motivasi yang kuat maka akan menyebabkan tidak terealisasinya rencana tersebut.

Pada umumnya para ahli teori perilaku beropini bahwa dalam setiap perilakunya manusia mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Keberadaan tujuan tersebut, menjadi tumpuan sinergi dengan para ahli teori motivasi yang berusaha berfikir dan mencari cara agar manusia dapat didorong berkontribusi memenuhi kebutuhan dan keinginan organisasi. Tenaga kerja penting dimotivasi untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa motivasi mereka bekerja dalam keadaan sakit hati yang menjurus pada ketiadaan kontribusi bahkan terbuka peluang kontribusi yang merugikan.
Teori hierarkhi kebutuhan Maslow menyiratkan manusia bekerja dimotivasi oleh kebutuhan yang sesuai dengan waktu, keadaan serta pengalamannya. Tenaga kerja termotivasi oleh kebutuhan yang belum terpenuhi dimana tingkat kebutuhan yang lebih tinggi muncul setelah tingkatan sebelumnya. Masing-masing tingkatan kebutuhan tersebut, tidak lain : kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, perwujudan diri. Dari fisiologis bergerak ke tingkat kebutuhan tertinggi, yaitu, perwujudan diri secara bertahap.

Terlepas menerima atau tidak kebutuhan berhierarkhi, mengetahui jenis-jenisnya adalah memberikan kontribusi silang saling memenuhi. Seperti seseorang berusaha keras mencari pekerjaan yang tidak lain mengimplementasikan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Lantas bagaimana dengan fakta bayi yang baru dilahirkan adalah bukan langsung makan tetapi dia menangis yang tidak lain kebutuhan sosial. Juga masih tentang bayi, beberapa penelitian membuktikan bayi menangis jika ingin disusui oleh ibunya. Yang paling tidak lucu tampak kejadian banyak perusahaan merekrut tenaga penjualan langsung dengan syarat memiliki kendaraan beroda empat (Mobil).
Secara umum diketahui Frederick Herbertg berteori dua situasi yang mempengaruhi tenaga kerja saat bekerja. Situasi pertama,yaitu, pemuasan yang berarti sumber kepuasan kerja seperti:prestasi, pengukuhan hasil kerja, daya tarik pekerjaan, dan tanggung jawab serta kemajuan. Situasi kedua tidak lain ketidak puasan yang bersumber dari: kebijakan, supervisi, uang, status, rasa aman, hubungan antar manusia, dan kondisi kerja. Dalam hal ini, jika situasi pertama tidak ada tidak menimbulkan ketidak puasan berlebihan. Karena ketidakpuasan muncul dari tidak memperhatikan situasi kedua. Perhatian terhadap indikator situasi pertama menjadi motivasi tenaga kerja dalam bekerja. Tampak berbasis teori ini jika ingin tenaga kerja termotivasi maka mesti memberikan situasi pertama.

Kemudian Mc Gregor terkenal dengan teori X dan teori Y. Teori X memberikan petuah manajer harus memberikan pengawasan yang ketat, tugas-tugas yang jelas, dan menetapkan imbalan atau hukuman. Hal tersebut, karena manusia lebih suka diawasi daripada bebas, segan bertanggung jawab, malas dan ingin aman saja, motivasi utamanya memperoleh uang dan takut sanksi. Sebaliknya teori Y mengarahkan manajer mesti terbuka dan mendorong inisiatif kompetensi tenaga kerja. Teori Y berasumsi manusia suka kerja, sebab bekerja tidak lain aktifitas alami. Pengawasan sendiri bersifat esensial. Dengan demikian, teori X kurang baik dan teori Y adalah baik. Tidak ..tidak demikian melainkan secara bijak teori X dan Y digunakan sesuai keadaan. Terkadang mesti egois, dan terkadang juga demokratis.
Intensitas motif seseorang melakukan sesuatu adalah fungsi nilai setiap hasil yang mungkin dicapai dengan persepsi kegunaannya. Motivasi sama dengan hasil dikali nilai terus hasil perhitungannya dikalikan kembali dengan ekspektasi. Akan tetapi hal tersebut, bersyarat manusia meletakkan nilai kepada sesuatu yang diharapkannya dan mempertimbangkan keyakinan memberi sumbangan terhadap tujuan. Lantas kemampuan bekerja dan persepsi yang akurat tentang peranannya dalam organisasi diperlukan. Demikian itu, merupakan teori motivasi harapan dimana Vroom ialah orang yang menelurkannya. Sedangkan Porter dan Lawler memberikan peringatan persepsi usahayang dilatarbelakangi kemampuan dan peranan kerjanya menghasilkan cara kerja yang efektif untuk mencapai prestasi baik inisiatif sendiri maupun bukan inisiatif sendiri sehingga memperoleh imbalan yang layak dan kepuasan.

Teori motivasi prestasi menegaskan manusia bekerja didorong oleh kebutuhan prestasi, afiliasi, dan kekuasaan. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan seseorang mengambil tugas secara konsisten bertanggung jawab dimana untuk mencapai tujuannya ia berani mengahdapi risiko serta memperhatikan feedback. Kebutuhan afiliasi ditunjukan oleh keinginan bersahabat, memperhatikan aspek antar pribadi, bekerja sama, empati, dan efektif dalam bekerja. Sedangkan kebutuhan kekuasaan tampak pada seseorang yang mau untuk berpengaruh terhadap orang lain, cepat tanggap terhadap masalah, aktif menjalankan kebijakan organisasi, senang membantu orang dengan mengesankan dan selalu menjaga prestasi, reputasi serta posisinya. Sekarang kita coba integrasikan teori-teori yang telah dikemukakan dengan basis pendekatan integratif. Kombinasi dari dua arah gejala harapan dan kebutuhan sebagai usaha memotivasi. Berbasis pendekatan demikian, maka kita kenal tiga hal tentang motivasi kerja:

-Pertama
kebutuhan individu yang terpenting adalah pencapaian, kekuasaan, afiliasi, perhitungan, ketergantungan, perluasan.

-Kedua
motivasi kerja berkembang pada kekuatan yang diubah dalam pola kebutuhan dan kepercayaan untuk bekerja dalam organisasi.

-Ketiga
hasil akhir psikologis orang bekerja tidak lain kepuasan yang diperoleh dari kerja dan peranannya. Pendek kata memotivasi dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan dan kepuasan tenaga kerja dimana organisasi dapat menetukan sendiri pola kebutuhan dan kepuasannya tanpa mengabaikan tenaga kerja.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kelompok dalam bekerja dapat dikategorikan sebagai berikut:

1.Tujuan
Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun
hal tersebut belum cukup jika visi., misi dan tujuan yang ditetapkan
tidak sejalan dengan kebutuhan dan tujuan para anggota.

2. Tantangan
Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut "fight atau flight syndrome". Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara naluri manusia akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight) atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan tersebut justru merupakan motivator. Namun demikian tidak semua pekerjaan selalu menghadirkan tantangan. Sebuah team tidak selamanya akan menghadapi suatu tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah satu criteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Jika terlalu sulit, mungkin dapat
dianggap sebagai hal yang mustahil dilaksanakan, maka team bisa saja menyerah sebelum mulai mengerjakannya. Sebaliknya, jika terlalu mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap tidak akan menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.

3. Keakraban
Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain, setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi langsung serta dukungan antara sesama anggota team.

4. Tanggung Jawab
Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggungjawab. Tanggungjawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memiliki motivasi kerja yag tinggi.

5. Kesempatan untuk maju
Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan diri, mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah team setiap anggota merasa bahwa team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk melakukan hal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitment yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri.

6. Kepemimpinan
Tidak dapat dipungkiri bahwa Kepemimpinan merupakan faktor yang berperan penting dalam mendapatkan komitment dari anggota team. Leader berperan dalam menciptakan kondisi yang kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang dan harmonis. Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas.

Sunday, November 22, 2009

Analisa Terstruktur

ANALISA TERSTRUKTUR

Analisa adalah sebuah tahapan dalam memecahkan masalah yang mempunyai fungsi mengidentifikasikan masalah dalam mencari pemecahan masalah.
Terstruktur adalah cara pemecahan masalah yang dipresentasikan dengan model-model yang urut dan rinci.
Jadi Analisa Terstruktur adalah merupakan dasar pengetahuan untuk melakukan proses analisa sistem informasi dengan menggunakan prosedur-prosedur yang digambarkan dalam tehnik-tehnik pemodelan terstruktur.
Analisa sistem merupakan tahapan awal untuk mengetahui kelemahan-kelemahan, menyangkut dalam hasil antara lain :
• Kecepatan
• Ketepatan data
• Pelayanan non-stop 24 jam sehari ( sebagai bahan pertimbangan )
• Kemampuan peragaan visual
Dalam tahap analisa sistem ini diuraikan tentang :
1. Penjelasan umum organisasi
Membahas kegiatan yang berkaitan dengan sistem yang dirancang termasuk fungsi-fungsi yang membawahinya.
2. Memodelkan sistem
Memodelkan sistem adalah kegiatan mempresentasikan lingkungan atas sistem yang interface (tatap muka) sistem dengan lingkungannya. Dalam kegiatan ini dijelaskan tentang diagram konteks yang menampung secara keseluruhan sebagai proses dan berhubungan dengan lingkungan.
Selain tahap diatas dalam membangun dan mengembangkan suatu sistem diperlukan :
a. Diagram Arus Data (DAD)
Diagram Arus Data merupakan alat yang digunakan pada metodologi analisa pengembangan yang terstruktur yang berfungsi untuk menunjukkan proses aliran data suatu sistem yang berjalan serta menggambarkan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh sistem.
DAD terdiri dari beberapa bagian yaitu :
a) Diagram Konteks (Contecs Diagram)
Diagram Konteks yaitu diagram aliran data yang menggambarkan sistem secara keseluruhan sebagai suatu proses dan hubungan sistem dengan lingkungannya melalui masukan dan keluaran sistem.

b) Bagian Berjenjang (Hierarchical Diagram)
Bagian Berjenjang yaitu diagram aliran data yang mendefinisikan organisasi dari sistem informasi secara berjenjang dalam bentuk sistem dan subsistem.
c) Diagram Nol (Overview Diagram)
Diagram Nol yaitu diagram aliran data yang menggambarkan kelompok kegiatan yang ada dalam sistem, yang disebut subsistem.
d) Diagram Rinci (Level Diagram)
Diagram Rinci yaitu diagram aliran data yang merupakan pemecahan proses-proses yang ada dalam diagram nol, dimana setiap proses dalam diagram tersebut dibuatkan lagi rincian diagramnya.

Beberapa simbol yang digunakan dalam DAD yaitu :
a) Proses
Proses disimbolkan dengan lingkaran atau persegiempat dengan sudut tumpul. Proses itu sendiri adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk kedalam proses untuk dihasilkan arus data yang keluar dari proses.

b) Kesatuan Luar (External Entity)
Kesatuan luar disimbolkan dengan segi empat. Kesatuan luar merupakan kesatuan dilingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi, atau sistem lainnya yang akan memberikan inputan atau menerima output dari sistem.

c) Arus Data
Arus data disimbolkan dengan tanda panah, mengalir diantara proses, simpanan data, dan kesatuan luar. Arus data ini juga menunjukkan masukan dari suatu sistem atau hasil dari proses sistem.

d) Simpanan Data ( Data Store )
Simpanan data disimbolkan dengan dua garis sejajar atau dua garis dengan salah satu sisi samping terbuka. Aliran data proses ke data store tidak memakai nama, namun demikian aliran data itu berarti membaca atau menyimpan keluaran yang dihasilkan proses.

b. Spesifikasi Proses
Menguraikan secara detail yang terjadi didalam proses sebuah fungsi primitif atau sederhana dalam DAD dan juga memberikan penjelasan bagaimana aliran data masukan akan ditransformasikan atau diubah menjadi data keluaran.

c. Kamus Data
Dengan menggunakan kamus data seorang analis sistem dapat mengidentifikasi data yang mengalir didalamnya dengan lengkap. Kamus data itu sendiri merupakan katalog fakta tentang data. Kamus Data adalah daftar yang terorganisir tentang komposisi dari elemen-elemen data, yang menyimpan data yang digunakan di diagram arus data dan spesifikasi-spesifikasi logic yang rinci untuk digunakan dalam pemrosesan dan fungsi-fungsi didalam sistem. Notasi / simbol yang digunakan dalam Kamus Data :

Simbol Arti
= Terdiri dari
+ Dan
[ ] Salah satu dari
( ) Boleh ada boleh tidak
{ } Pengulangan
* * Komentar
“ “ Harga Diskrit
@ Primary Key

2. Pengertian Perancangan Terstruktur
Pemrograman terstruktur oleh Stevens Myres Constantine dan Yourdon sebagai gabungan dari teknik, strategi dan metode untuk men disain software atau program. Tujuan dari disain terstruktur adalah untuk memberikan suatu prosedur yang dapat digunakan oleh pengembangan sistem untuk membuat suatu keputusan dengan cara yang sistematis.
Produk yang dihasilkan dari disain terstruktur pada dasarnya sama dengan yang dihasilkan pada analisa terstruktur, hanya ditambah dengan:
a. Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram)
Dalam kebanyakan sistem bukan saja kita ingin mengetahui secara detail tentang informasi apa saja yang terkandung dalam setiap penyimpanan data tetapi juga ingin mengetahui hubungan antara entitas. Hal tersebut penting untuk mengetahui kinerja masing-masing bagian untuk mencapai suatu tujuan.
Komponen-komponen yang digunakan didalam diagram hubungan entitas antara lain :
1) Entitas
Digambarkan dengan kotak segi empat dan digunakan untuk menunjukkan sekumpulan orang, tempat, obyek atau konsep dan sebagainya yang menunjukkan dimana data dicatat dan disimpan.
Entity Set terbagi atas :

(1) Strong Entity Set
Entity set yang memiliki atribut yang unik yang dapat dijadikan key dimana satu atau banyak atributnya digunakan oleh entity lainnya.
(2) Weak Entity Set
Entity set yang tidak memiliki atribut yang unik yang dapat dijadikan key sehingga membutuhkan atribut dari entity set lain. Atau entity set yang bergantung pada strong entity set.

2) Hubungan atau Relasi
Menunjukkan hubungan yang terjadi antara entitas. Digambarkan dengan bentuk belah ketupat.
3) Atribut
Menunjukkan karakteristik dari tiap entitas atau sesuatu yang menjelaskan entitas atau hubungan. Dari setiap atribut-atribut entitas terdapat satu atribut yang dijadikan sebagai kunci (key ).
Ada beberapa jenis key yaitu :
(1) Primary key
Field yang mengidentifikasikan sebuah record dalam file dan bersifat unik.
(2) Secondary key
Field yang dapat menghilangkan kemungkinan primary key tidak unik.
(3) Candidate key
Field yang dapat dijadikan calon primary key.
(4) Alternate key
Field yang tidak terpilih menjadi primary key dari beberapa key.
(5) Composite key
Jika tidak ada satupun field yang bisa dijadikan primary key maka beberapa field dapat digabung menjadi satu.
(6) Foreign key
Field yang bukan key, tetapi merupakan key pada file yang lain.
4) Cardinality
Dalam diagram E-R terdapat tingkatan hubungan antara entitas dilihat dari segi kejadian atau banyak hubungan antara entitas tersebut. Hal inilah yang dinamakan sebagai cardinality (kardinalitas). Ada 3 (tiga) dasar kardinalitas / tingkat hubungan yang terjadi yaitu :
(1) Satu ke satu (one to one atau 1:1)
Tingkat hubungan dinyatakan satu ke satu jika suatu kejadian pada entitas pertama hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas kedua. Demikian juga sebaliknya, satu kejadian pada entitas kedua hanya bisa mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.
(2) Satu ke banyak (one to many atau 1:N)
Tingkat hubungan satu ke banyak (1:N) adalah sama dengan banyak ke satu (N:1), tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang ke dua. Sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya bisa mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.
(3) Banyak ke banyak (many to many atau M:N)
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya. Baik dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi entitas yang kedua.

b. LRS (Logical Record Structure)
Logical Record Structure dibentuk dengan nomor dari tipe record. Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak empat persegi panjang dan dengan nama yang unik. Beda LRS dengan diagram E-R nama tipe record berada diluar kotak field tipe record ditempatkan. Logical Record Structure terdiri dari link-link diantara tipe record. Link ini menunjukkan arah dari satu tipe record lainnya. Banyak link dari LRS yang diberi tanda field-field yang kelihatan pada kedua link tipe record. Penggambaran LRS mulai dengan menggunakan model yang dimengerti. Dua metode yang dapat digunakan, dimulai dengan hubungan kedua model yang dapat dikonversikan ke LRS. Metode yang lain dimulai dengan ER-diagram dan langsung dikonversikan ke LRS.
a) Konversi ER-diagram ke Logical Record Structure dan Relasi (LRS)
Diagram E-R harus diubah ke bentuk LRS (struktur record secara logik). Dari bentuk logical record structure inilah yang nantinya dapat ditransformasikan ke bentuk relasi (tabel).
(1) Konversi Diagram E-R ke Logical Record Structure
Sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah diagram E-R akan mengikuti pola permodelan tertentu. Dalam kaitannya dengan konversi ke logical record structure, untuk perubahan yang terjadi adalah mengikuti aturan-aturan berikut :
(a) Setiap entitas diubah kebentuk kotak dengan nama entitas, berada diluar kotak dan atribut berada didalam kotak.
(b) Sebuah relationship kadang disatukan, dalam sebuah kotak bersama entitas, kadang sebuah kotak bersama-sama dengan entitas, kadang disatukan dalam sebuah kotak tersendiri.
(2) Konversi Logical Record Structure ke Relasi (Tabel)
Relasi atau tabel adalah bentuk pernyataan data secara grafis 2 (dua) dimensi, yang terdiri dari kolom dan baris. Relasi adalah bentuk visual dari sebuah file, dan tiap tuple dalam sebuah field, atau yang dalam bentuk lingkaran Diagram E-R dikenal dengan sebutan atribut. Konversi dari logical record structure dilakukan dengan cara :
(a) Nama logical record structure menjadi nama relasi.
(b) Tiap atribut menjadi sebuah kolom didalam relasi.
c. Normalisasi
Normalisasi adalah suatu proses untuk mengorganisasikan file dengan menghilangkan group elemen yang berulang (anomali) atau sebuah langkah atau proses untuk menyederhanakan relationship antar elemen data didalam tuple (record). Normalisasi juga banyak dilakukan dalam merubah bentuk database dari suatu struktur pohon atau struktur jaringan menjadi struktur hubungan. Normalisasi pertama kali diperkenalkan oleh Dr. E. F Codd dalam bentuk struktur data hubungan. Istilah data hubungan menunjukkan suatu struktur data yang mempunyai hubungan dengan elemen-elemen data lainnya, baik dalam satu file atau alam file yang lain. Anomali adalah error/inkomputensi data, caranya dengan melakukan penelitian terhadap relasi tersebut dengan melihat dependency (ketergantungan) antara atribut yang ada di dalam relasi. Anomali ada 3 jenis :
a) Insertion Anomaly adalah error yang terjadi sebagai akibat operasi.
b) Insert Record pada sebuah relasi.
c) Deletion Anomaly adalah error yang terjadi sebagai akibat operasi delete record pada sebuah relasi.

Tahapan-tahapan dalam Normalisasi :
a) Normalisasi bentuk pertama (First Normal Form / 1 NF)
Yaitu menghilangkan beberapa group elemen yang berulang agar menjadi satu harga tunggal yang saling berinteraksi diantara setiap baris dan kolom pada suatu tabel.
b) Normalisasi bentuk kedua (Second Normal Form / 2 NF)
Yaitu menghilangkan beberapa bagian ketergantungan fungsional atau dengan kata lain apabila sudah berada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan key bergantung pada primary key.
c) Normalisasi bentuk ketiga (Third Normal Form / 3 NF)
Yaitu menghilangkan beberapa ketergantungan transitive (transitive dependency) atau dengan kata lain apabila sudah berada pada 2NF dan setiap atribut yang berupa key tidak tergantung atribut lain kecuali terhadap primary key.
d) Normalisasi Boyce-Codde Normal Form (BCNF)
Yaitu menghilangkan beberapa sisa keganjilan dari normalisasi bentuk kedua atau apabila setiap determinant adalah merupakan candidate key.
e) Normalisasi bentuk keempat (Fourth Normal Form / 4 NF)
Yaitu menghilangkan beberapa ketergantungan pada banyak harga (multivalue dependency).
f) Normalisasi bentuk kelima (Fifth Normal Form / 5 NF)
Yaitu menghilangkan sisa keganjilan yang ada.

d. Basis Data
Basis data adalah dua atau lebih simpanan data dengan elemen-elemen data penghubung, yang dapat diakses lebih dari satu cara. Basis data dinyatakan dengan tehnik-tehnik formal dan manajemen basis data. Dari definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

e. Penelusuran Akses
Syarat akses pada intinya mengambil prosedur spesifikasi dari user, dimana termasuk perintah tentang bagaimana user akan menggunakan data akses, jalur akses yang menunjukkan bagaimana data akan digunakan dan menerangkan :
a) Mengakses tipe record dengan beberapa perintah akses.
b) Rangkaian dimana tipe record digunakan untuk menyeleksi tipe record.
c) Kunci akses yang digunakan untuk menyeleksi tipe record.
d) Mendapatkan bagian dari beberapa record.
e) Nomor dari record yang diakses.

f. Bagan Terstruktur
Dalam merancang sistem dengan metode terstruktur diperlukan suatu bagan terstruktur yaitu bagan yang menggambarkan hirarki modul-modul dalam menerapkan kebutuhan persyaratan sistem yang memperlihatkan :
a) Pembagian sistem menjadi modul-modul
b) Hirarki dari organisasi modul-modul
c) Komunikasi antara modul
d) Nama modul yang berarti juga fungsi modul
Modul adalah kumpulan perintah atau instruktur program yang meliputi input dan output, fungsi yang dikerjakan, mekanisme logis dalam mengerjakan fungsinya. Modul biasanya akan memiliki nama sebagai referensi, dapat menggunakan atau digunakan oleh modul lain. Adapun simbol-simbol dari komponen bagan terstruktur adalah sebagai berikut :
(1) Modul digunakan untuk menggambarkan suatu modul.

(2) Connection, digunakan untuk menghubungkan suatu modul dengan modul lainnya.

(3) Loop, digunakan untuk menunjukkan suatu perulangan.

(4) Decission, digunakan untuk menunjukkan suatu penyelesaian kondisi modul.

(5) Couple Data, digunakan untuk menunjukkan elemen data yang dikirim.

(6) Couple Control, digunakan untuk menunjuk elemen kontrol yang dikirim.

(7) Connector, digunakan untuk menghubungkan simbol kehalaman berikutnya.

(8) Predifined Modul, menggambarkan modul yang sudah didefinisikan oleh sistem komputer.

g. Pseudocode
Pseudocode adalah alat untuk mempresentasikan program atau modul tanpa harus mengikuti suatu aturan penulisan program “Pseudo” berarti imitasi, mirip atau menyerupai dan “code” menunjukkan kode program yang sebenarnya. Dalam perancangan ini spesifikasi modul dinyatakan dengan pseudocode.